Komunikasi dan Ranjang

Admin
0


Pasutri atau sering kita kenal dengan istilah lain, rumah tangga. Persoalan rumah tangga jauh lebih kompleks. Maka kita kerucutkan saja pada Pasutri agar lebih mudah membahas, persoalan pasutri pada umumnya. Penggunaan kata pasutri maka akan lebih fokus pada topiknya ketimbang kita menggunakan kata rumah tangga. Karena persoalan rumah tangga meskipun di dalamnya juga ada pasutri, tetap luas jika dikupas. Pasutri akan lebih mudah kita gunakan untuk menguak persoalan pasutri pada umumnya 

Banyak permasalahan pasutri yang akan kita temui di lapangan. Namun pada kesempatan kali ini saya akan mengupas persoalan utama pasutri yang kemudian bisa merembes pada persoalan lainnya. Persoalan pasutri yang utama adalah terkait komunikasi dan ranjang. Komunikasi menjadi pondasi dalam segala hal. Sedangkan ranjang adalah persoalan krusial yang bisa berakibat fatal jika pasutri tidak bisa mengatur dan mengkomunikasiikannya dengan baik. 

Kenapa persoalan tersebut muncul? Karena pola pikir dan emosi perempuan dan laki laki berbeda. Inilah faktornya. Pikiran yang jernih hanya akan timbul ketika persoalan telah menemukan solusinya. Adapun pasutri akan lupa diri disaat permasalahan datang menghadapi. Emosi dan spikologi bermain di sana. Disanalah pentingnya setiap pasutri membekali diri dengan sikap yang baik dan benar disaat menghadapi persoalan. Menjadi bijak di saat masalah melanda memang tidak mudah. 

Wanita dibekali dengan rasa malu yang besar. Maka tidak mudah memang bagi mereka untuk mengutarakan semua apa yang ada di dalam hatinya. Jika tidak didukung dari sikap suami yang menyenangkan dan memberikan rasa nyaman. Sedang lelaki pun tidaklah mudah mengontrol emosi disaat permasalahan melanda. Saling berkaitan bukan? Seorang istri senang diperhatikan dan dimanja. Sedang seorang suami terkadang kurang mengerti disaat masa seorang istri ingin diberi perhatian lebih. Hai, kita sedang bahas persoalan ranjang ya. Bukan yang lain. 

Sebagian pasutri mungkin ada yang tidak mempersoalkan permasalahan ranjang. Tapi survei membuktikan ranjang adalah tolak ukur bahagia atau tidak hubungan pasutri. Disaat pasutri bahagia maka akan berdampak pada keharmonisan rumah tangga. Saling terikat kan ya? Rasulullah pun sudah mengatakan, ketika suami mempunyai hajat sedang Istri nya masih di dapur masak, tetaplah sang istri harus menuruti kehendak suaminya.

Bahkan disaat malam hari jika sang suami memiliki hajat maka istri janganlah menolak atau berlambang lambat diri seakan mengelak akan hal itu. Istri yang tidak memenuhi keinginan suami maka akan dilaknat malaikat hingga pagi hari. Demikian juga suami, ketika seorang istri memiliki hajat dan suami menolak maka suami berdosa dan termasuk dholim terhadap sang istri meskipun suami tidak dilaknat malaikat. 

Nah ini harus menjadi perhatian oleh setiap pasutri. Baik pihak perempuan maupun laki-laki. Namun akan bernilai pahala yang besar jika sang istri yang terlebih dahulu menawarkan diri kepada suaminya. Itulah islam sangat indah, wanita yang tau akan kebutuhan suaminya mendapatkan nilai pahala yang besar dari Rabb nya. 

Hal ini haruslah saling dipahami dan dimengerti oleh pasutri. Jima' istilah Islamnya. Jima' pun harus diperhatikan adabnya. Kenapa demikian agar terlahir kembali rasa cinta dan kasih sayang pada pasutri tersebut. Sehingga jima' bukan hanya sebagai pelampiasan nafsu saja. Di lapangan kita temukan, tidak semua pasutri memahami dampak persoalan ranjang ini. Kenapa dikatakan pasutri? Karena ada tugas yang hanya mereka berdua saja yang dapat memasuki ranah tersebut. Tidak bisa diwakilkan oleh orang lain. 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)