Interaksi bersama Al-Qur'an di Bulan Ramadhan, Antara Kita dan Shalafus Shalih

Admin
0
pexels.com

Contempedia, Hari ini adalah hari ke 4 kita berpuasa di Bulan Ramadhan, tidak terasa sudah berjalan beberapa hari. Kita tahu bahwa, Ramadhan kali ini sangat berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Kerinduan akan perayaan Ramadhan di tahun-tahun lalu sangat kita rindukan. Ramadhan tahun ini terasa sangat beda. Tidak ada tadarus yang didengarkan dari mesjid dan musholla, tidak ada sholat tarawih berjamaah, tidak ada pasar sore tempat perbelanjaan bukaan seperti biasa yang kita rasakan.

Nuansanya sangat jauh berbeda, apakah bisa iktikaf di mesjid ataukah tidak. Jauh sangat berbeda, kondisi pandemi membuat kita kehilangan semua momen indah dan manis di bulan Ramadhan.

Semua kegiatan itu hanya bisa dilakukan di rumah saja. Mulai dari sholat tarawih dan witir, tadarus, hingga tidak belanja bukaan di pasar sore, buka bersama dan kegiatan lainnya di bulan Ramadhan.

Tak mudah memang melupakan keindahan bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Juga tidak ada yang tahu, apakah ini Ramadhan terakhir ataukah tahun depan bisa berjumpa dengan Ramadhan lagi.

Dengan kondisi Ramadhan yang sangat berbeda tahun ini, ada baiknya kita meningkatkan amalan di bulan Ramadhan. Sholat sunnah taubat, hajat ataupun lainnya.

Tak terkecuali dan kalah penting dalam hal target amalan khatam Al-Qur'an dan interaksi yang lebih intens dengan Al-Qur'an.

Rasanya sangat malu diri kita jika mengingat bagaimana para sahabat dan ulama di bulan Ramadhan terhadap Al-Qur'an, bahkan sebagian diantara mereka meninggalkan kegiatan pengajian guna lebih banyak berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Ada baiknya kita juga lebih memprioritaskan interaksi dengan Al Qur'an disaat Ramadhan di masa pandemi ini. Agar Ramadhan yang berbeda tahun ini menjadi lebih bermakna.

Bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur'an. Dikatakan demikian karena Al Qur'an diturunkan di bulan Ramadhan. Penjelasan ini Allah sendiri yang mengatakannya dalam firman-Nya;

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (QS: al-Baqarah [2]: 185).

Berinteraksi dengan Al-Qur'an selama bulan Ramadhan sangat dianjurkan untuk lebih ditingkatkan dari amalan ibadah lainnya. Sebuah hadits menyebutkan bahwa malaikat Jibril belajar Alquran bersama Rasulullah Saw di bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari).

Para ulama dan sahabat nabi juga melakukan interaksi yang lebih intens dengan Al-Qur'an selama bulan Ramadhan. Mereka membaca Alqur'an baik di dalam sholat maupun diluar sholat. Interaksi yang sangat intens ini menjadikan ulama Salafus Shalih mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sholat tarawih setiap tiga malam sekali.


pexels.com


Sebagian yang lain setiap tujuh malam sekali dan ada juga setiap sepuluh malam sekali. Sangat jauh berbeda dengan kita, yang mungkin hanya mampu mengkhatamkan sekali atau dua kali saja di bulan Ramadhan. Spirit dan teladan dari mereka harus diambil dan diterapkan, bagaimana mereka bisa khatam sedemikian rupa.

Mari kita lihat bagaimana sangat intensnya para sahabat dan ulama dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an. Dikutip dari hidayatullah.com berikut rincian khatam Al-Qur'an sebagian sahabat dan ulama;

  • Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari di bulan Ramadhan
  • Imam Asy-Syafi’i  mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. 
  • Al-Aswad khatam setiap dua hari sekali. 
  • Qatadah selalu khatam setiap tujuh hari sekali di luar Ramadhan, sedangkan di bulan Ramadhan beliau khatam Al-Qur'an setiap tiga hari sekali dann pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau mengkhatamkannya setiap malam.
  • Imam Az-Zuhri menutup majelis hadits dan majlis ilmu yang biasa diisinya. Beliau mengkhususkan diri membaca Al-Qur’an dari mushhaf.
  • Demikian pula Imam Ats-Tsauri, beliau meninggalkan ibadah-ibadah lain dan mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur’an.

Jika berkaca dengan diri kita tentu tidak sebanding dengan para sahabat dan ulama, baik kualitas tilawahnya dan juga kuantitasnya. Tentu sangat jauh berbeda.

Mereka yang fakih agamanya dan baik amalannya saja sedemikian rupa menargetkan khatam Qur'an selama Ramadhan. Bukan sekali dua kali saja dalam sebulan, tapi lebih dari itu.

Jika dikalkulasikan waktu yang ada, mungkin kesehariannya dalam bulan Ramadhan adalah berinteraksi dengan Al-Qur'an lebih banyak dari bulan biasanya.

Jika kita bukan siapa-siapa maka sudah selayaknya kita juga mencoba meneladani para sahabat dan ulama di bulan Ramadhan terkait interaksi dengan Al-Qur'an.

Sangat merugilah kita, bulan Ramadhan bulan suci dan bulan turunnya Al-Qur'an lewat begitu saja tanpa adanya khatam. Justru karena kita bukan se shalih mereka kita harus lebih kuat dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an di bulan Ramadhan, karena pahalanya sangat besar sekali.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka akan mendapatkan hasanat dan setiap hasanat mempunyai pahala berlipat 10 kali. Saya tidak berkata Alif, Lam, Mim itu satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Trimidzi).

Sedangkan pahala amalan di bulan Ramadhan berlipat ganda dari bulan lainnya. Tentu akan sangat banyak sekali pahala yang kita dapat jika mampu khatam lebih dari satu kali selama Ramadhan.

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat"

Allah SWT berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari  dan Muslim).

Ada baiknya kita kembali menata program amalan dan kegiatan di bulan Ramadhan. Lebih baik kita perbanyak interaksi dengan Al-Qur'an ketimbang dengan kegiatan lainnya ataupun target lainnya. Mengingat waktu kita hanya 24 jam.

Jika kita memiliki target amalan dan kegiatan di bulan Ramadhan yang begitu banyak, ada baiknya kita mereset ulang agenda dan program tersebut. Mengganti nya dengan program interaksi yang lebih intens dengan Al-Qur'an dan target khatam yang lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Daripada waktu istimewa di bulan Ramadhan malah digunakan untuk hal yang kurang istimewa, mengingat kegiatan dan program lain tetap bisa dilakukan di luar bulan Ramadhan, adapun keutamaan interaksi yang intens dengan Al-Qur'an selama Ramadhan tidak akan bisa diganti dengan bulan lainnya.

Melewatkan peluang yang ada tentu hal yang sangat disayangkan dan sangat merugikan diri kita. Jika diibaratkan dengan menang hadiah sebuah rumah mewah dalam waktu satu Minggu sudah harus bisa membayar pajaknya agar rumah tersebut bisa diserahkan.

Tentu kita tidak akan melewatkannya begitu saja. Maka demikian jugalah semestinya dengan target amalan khatam Al-Qur'an ini. Target khatam Al-Qur'an lebih banyak dari bulan lainnya berlaku hanya di bulan Ramadhan, maka kita tidak boleh melewatkannya begitu saja.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)