Ranjang, Penentu Keharmonisan Pasutri

Admin
0


Data, berita dan fakta banyak memberi kabar tingginya angka perceraian, perselingkuhan dan hancurnya rumah tangga. Jika kita telisik lebih jauh, maka faktor perselingkuhan dan perceraian sebenarnya berawal dari ranjang, kemudian berdampak pada komunikasi, sikap dan seterusnya. Dari berbagai buku yang saya baca, memang Islam sangat memperhatikan persoalan ini. Bahkan untuk menjaga keberkahan rumah tangga, untuk jima' ada tata caranya. 


Kenapa demikian, agar berkah, agar kembali pulih rasa cinta dan kasih sayang. Yang sudah menikah, pasti tau bagaimana perasaan setelah dan sebelum agenda tersebut berlangsung. Sehingga dikatakan ia suami istri, bukan teman atau sekedar sahabat hidup. Tapi suami istri. Nah ini kan ada, kegiatan atau merujuk ada hal yang hanya suami dan istri yang berwenang pada ranah tersebut. 


Peran suami dan istri ini tentu tidak dapat digantikan oleh siapapun. Jika sudah digantikan oleh orang lain, maka disitulah letaknya perselingkuhan, perzinahan. Nauzubillah. Antara suami dan istri mesti punya komitmen dan komunikasi untuk hal ini. Namun hal ini tidak mudah bagi perempuan untuk mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Bisa jadi memang tipikal yang malu, atau tidak terbiasa untuk mengkomunikasikan keinginan nya 


Nah, hal ini perlu diperhatikan oleh seorang suami, bahwasanya seorang istri memang begitu. Kadang ada masanya ia sungkan untuk mengungkapkan keinginan di dalam hati, dikarenakan rasa malu. Suami mestilah respect dan peka akan hal ini. Karena persoalan ini bisa menjadi fatal jika seorang suami menganggap itu persoalan biasa. Jika ia wanita baik baik maka ia hanya akan diam dan tidak banyak bicara, jika ia memiliki rasa cinta yang besar, mungkin bisa jadi hanya dengan kemarahan ditampakkan, diam nya seorang istri justru menjadi neraka bagi rumah tangga. Namun ada juga tipikal perempuan tidak baik, ia bermain hati dengan laki laki lain. Nauzubillah. 


Hal ini merupakan persoalan lumrah bagi pasangan suami istri, makanya perlu komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Jangan sang istri diam, lantas suami tidak peka. Tidak bertemu titik tengahnya. Perempuan kadang memang dituntut untuk lebih banyak bicara. Namun biasanya, tidak semua suami mempunyai hasrat yang besar. Ada yang memiliki libido tinggi, ada juga yang biasa biasa saja, dan ada juga tipikal tidak perduli akan hal ini. Ya bisa jadi, sudah melirik wanita lain.

Seorang istri diciptakan dari tulang rusuk, untuk disayangi dan dikasihi. Ia tidak diciptakan dari tulang tangan ataupun kaki. Ia diciptakan untuk dimuliakan. Bahkan laki laki yang paling baik adalah yang paling baik sikap nya terhadap istri nya. Menjaga keharmonisan rumah tangga antara pasutri haruslah dilakukan oleh setiap pasangan. Menjalin komunikasi yang baik tetaplah kuncinya. 


Memang, wanita ingin dimanja dan disayangi, sehingga banyak diantara mereka lebih senang dihampiri ketimbang menghampiri. Psikologi ini mesti dimengerti oleh seorang suami. Bukan mereka tidak ingin memanjakan suami, jika tiba masanya, mereka akan memanjakan tanpa diminta. Dengan syarat, hatinya sedang berbunga bunga. Nah, para suami harus tau ini. Isti yang bahagia akan terpancar dari sikapnya kepada suami, apakah ia istri yang terbuka akan semua hal kepada suaminya ataukah ia tertutup tentang apa saja. 


Tiba masanya, mari kita periksa ranjang kita masing masing bagi pasutri. Sudahkah nyaman ranjang kita. 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)